Endros TEKNOLOGI  PEDESAAN

Rabu, 03 September 2008

Tanaman yang menghasilkan Toksin atau racun

Beberapa tanaman bahan pangan ada yang membahayakan kesehatan karena tanaman tersebut menghasilkan toksin atau racun secara alami. Racun yang terdapat dalam bahan pangan tersebut antara lain adalah :

Solanin (Glikoalkaloid)
Terdapat pada kentang, kentang di lahan usaha yang dibiarkan terkena sinar matahari akan berwarna hijau dan terasa pait, warna hijau ini pertanda peningkatan kandungan Solanin. Gejala keracunan adalah muntah-muntah, diare, mengantuk, apatis, gelisah, bingung, pinsan, lemah, depresi. Bila kadar racun melebihi 200 mcg/g bahan segar dapat menyebabkan kematian.

Sianogenic glucosida
Terdapat pada ubi kayu (singkong pait) jenis ADIRA I, SPP, singkong karet, juga terdapat pada ubi gadung. Racun ini disebut linamarin. Racun ini bila dihidrolisis dapat menghasilkan HCN (asam sianida). Dapat menyebabkan terjadinya defisiensi Yodium karena racun ini bersifat goitrogenik dan akhirnya menyebabkan timbulnya penyakit gondok. Gejala keracunan biasanya mati rasa, pusing, kekacauan mental, pingsan, kejang-kejang.

Gosipol
Terdapat pada biji kapas. Dapat menurunkan nafsu makan dan kehilangan berat badan serta ketidak teraturan jantung.

Asam jengkolat
Terdapat pada biji jengkol. Dapat menyebabkan jengkoleun. Penyebabnya karena varietas, kepekaan seseorang, kombinasi dengan makanan yang bersifat asam, terlalu banyak, penyajian.
Cara menurukan kandungan racun dengan dibuat kripik jengkol atau jengkol sepi ( ditanam dalam tanah selama satu minggu)

Nitrit
Terdapat pada bayam akibat pemupukan dalam bentuk nitrat. Dalam tubuh nitrat akan diubah menjadi nitrit dan akan berikatan dengan haemoglobin dan menyebabkan kapasitas haemoglobin dalam mengikat O2 menurun sehingga terjadi sianosis dimana bibir penderita akan biru-biru. Juga akan timbul hipoksia yaitu kekurangan oksigen pada jaringan tubuh, muntah-muntah dan dapat berakibat kematian. Pada bayi, pH perut biasanya agak tinggi dan dapat tumbuh bakteri E. Coli yang akan mengubah nitrat menjadi nitrit dalam usus kecil dan menyebabkan keracunan nitrit pada bayi.

Penggunaan bahan tambahan.
Bahan ini ada dalam makanan karena disengaja untuk mendapatkan pengaruh tertentu seperti memperbaiki tektur, rasa, penampakan, keawetan, tetapi memiliki pengaruh merugikan kesehatan.
Bahan-bahan ini masih sering ditemukan di masyarakat seperti:


Pewarna tekstil Metanil yellow dan Rodamin B untuk sirup.
Bahan ini mengandung senyawa-senyawa pengotor yang hasil metabolismenya mempunyai sifat karsinogenik.
Menimbulkan kanker.pada hewan percobaan.

Boraks (bleng) untuk membuat baso, krupuk nasi.
Nama kimia Boraks adalah natrium tetraborat (NaB4O7), berbentuk padat, jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Bahan ini mempunyai sifat antiseptik untuk obat salep, bedak, larutan kompres, obat cuci mata.
Bleng atau cetitet terbuat dari campuran garam dapur, soda, boraks dan pewarna.
Gejala keracunan berupa kepala pusing, badan lemas, depresi, muntah, diare, kram perut. Akumulasi boraks akan mengendap di hati dan syaraf pusat. Obat penawar keracunan belum ada, dianjurkan korban ditolong dengan obat pencahar / cuci lambung.

Formalin digunakan untuk pengeras tahu, pengawet makanan, produk ikan dan daging.
Formalin adalah bahan untuk pengawet mayat sehingga tidak cocok untuk bahan makanan.

Sulfit sebagai pengawet makanan. Nitrin untuk produk dari daging tidak boleh digunakan pada produk makanan bayi.

Dari Materi Diklat Integrasi Gizi dan Kesehatan Dalam Pembangunan Pertanian tingkat Propinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan jurusan GMSK, Fakultas Pertanian IPB.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda