Endros TEKNOLOGI  PEDESAAN

Kamis, 04 September 2008

Budidaya tanaman Jahe


Jahe ( Zingiber officinale Rosc )
Tanaman monokotil, sebagai obat tradisional, bumbu penyedap masakan dan penghasil minyak atsiri.

Sarat tumbuh :
Tinggi tempat 0 – 1900 m dpl.
Tinggi tempat optimal 250 – 900 m dpl.
Tanah berat seperti Regosol, Latosol masih dapat ditanami, asal drainase baik dan tidak mudah tergenang air. Diutamakan tanah yang remah, mudah diolah dan banyak humus / bahan organik.
Suhu udara 25 – 35 oC. Curah hujan antara 1.500 – 4.000 mm/tahun.

Persiapan tanam
Pilih bibit yang baik, sudah tua (umur 10 bulan), sehat, tidak memar dan kulit tidak lecet.
Rimpang sebaiknya disimpan dulu sehingga tunas mulai tampak.
Rimpang dipotong-potong dengan 2 – 3 mata tunas.
Sebelum tanam rendam potongan rimpang dalam larutan Agrimicin 0,1 % selama 8 jam. Bekas luka potongan dicelupkan dalam larutan kental (campuran abu dapur + fungisida Dithane M-45 + air ).

Penanaman
Lakukan pengolahan tanah agar gembur, pada tanah pH kurang dari 7 (masam) diberi kapur. Buat bedengan lebar 120 cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang mengikuti kebutuhan. Pada saat meratakan tanah bedengan diberi pupuk organic 30 ton / ha. Untuk rencana panen tua buat jarak tanam dalam baris 30 – 40 cm, antar baris 60 – 80 cm, untuk panen muda buat jarak tanam dalam baris 25 – 30 cm, antar baris 45 – 60 cm. Tanam rimpang sedalam 5 cm di dalam tanah dengan tunas tegak lurus. Setelah tanam tanah ditutup mulsa organik ( jerami / sekam )

Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan secara berkala untuk menghilangi tumbuhan pengganggu.
Lakukan pemupukan sebagai berikut : Pupuk dasar 150 – 400 kg/ha SP 36, dengan cara ditebarkan diatas pupuk organik. KCl 200 – 600 kg/ha diberikan setengah bagian pada umur 5 minggu setelah tanam(MST), setengahnya umur 10 MST. UREA 400 – 800 kg/ha diberikan 25% pada umur 5 MST, diberikan 35% pada umur 10 MST, diberikan 40% pada umur 12 MST. Pemberian pupuk secara alur dan ditutup tanah.
Lakukan penyulaman pada tanaman yang mati, umur 1 – 1,5 bl dengan cadangan bibit yang seumur.
Lakukan pembumbunan pada saat tanaman membentuk rumpun.

Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama :
Ulat Daun
Menyerang daun muda dan daun tua. Pemberantasan dengan menyemprot Basudin, Nuvacron, Bassa, dll.

Uret tanah
Menggerek pangkal batang sehingga tanaman tampak layu dengan tiba-tiba. Pengendalian dilakukan dengan Furadan 3G.

Ulat Penggerek Rimpang
Larva menggerek dan masuk ke dalam rimpang sehingga terjadi pembusukan. Pengendalian dilakukan dengan Furadan 3G.

Beberapa jenis penyakit :
Layu bakteri ( Pseudomonas zingeberi)
Berasal dari bibit maupun lokasi pertanaman, penularan berlangsung sangat cepat, dapat menyebabkan kegagalan panen. Mula-mula daun bagian bawah menguning, kemudian melipat dan akhirnya layu dengan cepat dan menjalar ke pucuk. Tunas busuk, mudah dicabut dan terlepas dari rimpangnya, jaringan basah dengan bau yang khas. Pada serangan yang lebih parah, rimpang membusuk dan bila ditekan mengeluarkan cairan putih dengan bau khas. Tanaman terserang harus dicabut dan dibakar.
Penanggulangannya agar menggunakan bibit sehat, sebelum tanam rendam dengan Agrimicin. Lakukan sanitasi lingkungan, buat drainase yang baik untuk menghindari genangan air.

Busuk rimpang (Pythium spp)
Penyakit ini disebabkan Fusarium oxysporum atau Rhizoctonia sp. Gejala serangan terlihat pada tepi helai daun menguning dan menyebar dari bawah ke atas, diikuti luruhnya daun, memucat dan mengering. Bagian dalam batang semu kecoklatan seperti tersiram air panas karena jaringan parenchym rusak. Tunas yang terinfeksi mudah dicopot. Penyakit busuk rimpang dapat mengurangi hasil hingga 50%
Penanggulangannya agar menggunakan bibit sehat, perlakuan bibit dengan larutan kental (campuran abu dapur + fungisida Dithane M-45 + air ). Bersihkan dan musnahkan tanaman yang terserang penyakit.

Bercak daun ( Phyllosticta zingiberi )
Penyakit bercak daun ini disebabkan jamur Phyllosticta zingiber dengan penyebaran perantaraan angin. Gejala yang terlihat adanya bintik-bintik kuning cukup banyak, makin lama makin meluas hingga terbentuk bercak. Pada serangan berat daun menjadi rusak, menguning, mengecil dan daun muda yang baru muncul akan menampakkan gejala klorosis. Tanggulangi dengan penyemprotan fungisida seperti Dithane M-45 (0,25%), Delsene MX-200 (0,20%) atau Bavistin (0,25%) dengan interval 10 hari atau tergantung keadaan serangan. Lakukan sanitasi dan kebersihan lingkungan.

Pemanenan
Panenlah tanaman yang sudah umur sesuai kebutuhan. Panen muda umur 3 – 4 bulan. Penen tua umur 8 – 10 bulan. Gunakan garpu tanah dan bersihkan rimpang dari tanah yang melekat.
Gunakan Pestisida secara bijaksana.

Silahkan beri tanggapan atau tambahan untuk membantu kesuksesan usaha budidaya Jahe.

1 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]



<< Beranda