Hama tanaman Jagung = Lalat bibit

Lalat bibit (Atherigona exigua)
Menyerang tanaman muda, akibat serangannya seringkali mematikan tanaman. Lalat bibit digolongkan ke dalam :
Ordo : Diptera.
Famili : Antomyiidae.
Genus : Atherigona.
Spesies : Exigua.
Lalat berwarna abu-abu, panjang 3-3,5 mm, punggungnya berwarna kuning kehijauan dengan tiga buah garis. Bagian perut berwarna coklat kekuningan. Telur berwarna putih, diletakkan tersebar pada bawah daun. Setelah 2-3 hari telur menetas. Larva yang beru keluar masuk ke dalam upih daun dengan bantuan air (embun). Kemudian masuk kedalam merusak titik tumbuh dan selanjutnya masuk sampai ke pangkal batang. Ulat hidup selama 8-18 hari. Kepompong berwarna kemerah-merahan, kemudian berubah menjadi agak gelap bila kepompongnya telah tua. Kepompong kadang-kadang dibentuk dalam jaringan tanaman, tapi umumnya dibentuk dalam tanah. Umur kepompong rata-rata 8 hari.
Pada malam hari, larva menyebabkan serangan berat. Tanaman yang diserang kelihatan kerdil, berwarna kekuningan dan layu. Sebagai tanaman inang adalah rumput-rumputan seperti Panicum repens, Cynodon dactylon, padi gogo.
CARA PENGENDALIAN
Cara bercocok tanam.
Cara ini mengutamakan pergiliran tanaman, serta waktu tanam yang serentak.
Sanitasi
Tanaman yang terserang harus dicabut, dan dimusnahkan. Juga dengan membersihkan lingkungan atau tanaman sekitarnya yang diduga sebagai tanaman inang.
Cara kimiawi
Di daerah endemic, perawatan benih menjelang tanam dengan insektisida, atau penyemprotan tanaman pada umur 5-8 hari setelah tanam. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah : Cytrolene 2 G, Dursban 20 EC, Furadan 3 G, Hostathion 40 EC dan Surecide 25 EC.
Menyerang tanaman muda, akibat serangannya seringkali mematikan tanaman. Lalat bibit digolongkan ke dalam :
Ordo : Diptera.
Famili : Antomyiidae.
Genus : Atherigona.
Spesies : Exigua.
Lalat berwarna abu-abu, panjang 3-3,5 mm, punggungnya berwarna kuning kehijauan dengan tiga buah garis. Bagian perut berwarna coklat kekuningan. Telur berwarna putih, diletakkan tersebar pada bawah daun. Setelah 2-3 hari telur menetas. Larva yang beru keluar masuk ke dalam upih daun dengan bantuan air (embun). Kemudian masuk kedalam merusak titik tumbuh dan selanjutnya masuk sampai ke pangkal batang. Ulat hidup selama 8-18 hari. Kepompong berwarna kemerah-merahan, kemudian berubah menjadi agak gelap bila kepompongnya telah tua. Kepompong kadang-kadang dibentuk dalam jaringan tanaman, tapi umumnya dibentuk dalam tanah. Umur kepompong rata-rata 8 hari.
Pada malam hari, larva menyebabkan serangan berat. Tanaman yang diserang kelihatan kerdil, berwarna kekuningan dan layu. Sebagai tanaman inang adalah rumput-rumputan seperti Panicum repens, Cynodon dactylon, padi gogo.
CARA PENGENDALIAN
Cara bercocok tanam.
Cara ini mengutamakan pergiliran tanaman, serta waktu tanam yang serentak.
Sanitasi
Tanaman yang terserang harus dicabut, dan dimusnahkan. Juga dengan membersihkan lingkungan atau tanaman sekitarnya yang diduga sebagai tanaman inang.
Cara kimiawi
Di daerah endemic, perawatan benih menjelang tanam dengan insektisida, atau penyemprotan tanaman pada umur 5-8 hari setelah tanam. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah : Cytrolene 2 G, Dursban 20 EC, Furadan 3 G, Hostathion 40 EC dan Surecide 25 EC.
Peringatan : Gunakan Pestisida secara bijaksana.
Sumber dari Departemen Pertanian 1985
Terima kasih jika anda berkenan menambahi pesan, kesan dan kritikan dalam kolom komentar dibawah ini.
2 Komentar:
makasi pencerahannya gan...
Oleh
dym, Pada
21 November 2009 pukul 07.33
Perlakuan benih dengan Imidaclopride 6 ml/Kg seed memberikan pengendalian effectif saat awal tanam dan dilakukan penyemprotan insektisida deltametrin setelah 30 HST, semoga bermanfaat terutama daerah endemis terutama yang titanam pada daerah ladang
Oleh
Anonim, Pada
10 Desember 2011 pukul 23.32
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda