Endros TEKNOLOGI  PEDESAAN

Senin, 29 September 2008

Penyakit tanaman Padi

Penyakit blast
Disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae.
Pada tanaman yang terserang terjadi busuk daun yang dimulai dengan adanya bercak berentuk belah ketupat, kemudian bercak meluas menuruti urat tulang daun. Kadang-kadang beberapa bercak bergabung menjadi satu, tanaman tampak seperti terbakar.
Terjadi pembusukan gelang buku pada tanaman padi yang telah keluar malai. Buku yang terserang berwarna coklat, mengkerut, mudah patah. Malai padi tidak terisi penuh bahkan hampa.
Terjadi busuk leher (neck rot), pangkal batang tanaman secara keseluruhan mengkerut, berwarna coklat kehitaman, mudah rebah. Malai padi pada tingkat serangan ini hampa.
Pengendalian diarahkan pada tehnis penanaman yang lebih baik, menghindari pemakaian pupuk Nitrogen yang berlebihan, tanam varietas yang tahan, dan membakar sisa tanaman yang terserang.

Penyakit busuk batang
Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia oryzae.
Pada tanaman terserang terlihat pelepah daun terdapat bercak basah berbentuk bulat, bercak membesar dengan bagian tengah berwarna abu-abu dan bagian tepi berwarna coklat. Pada serangan berat tanaman dapat mati.
Pengendalian dengan cara membakar tanaman terserang.

Penyakit bercak daun padi.
Disebabkan oleh cendawan Helminthosporium oryzae dan cercospora oryzae.
Pada tanaman yang terserang terdapat bercak pada daun, pelepah daun, malai dan butir padi. Kadang-kadang tanaman mati.
Pengendalian diarahkan untuk memotong dan membakar bagian tanaman yang terserang.

Penyakit kresek
Disebabkan oleh Xanthomonas oryzae.
Pada tanaman yang terserang daun pertama dan kedua berwarna hijau pucat, kemudian layu seperti disiram air panas. Gejala pada tanaman dewasa berupa bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun, kemudian menjalar ke bawah. Pengendalian diarahkan pada penanaman yang lebih baik, menanam varietas tahan.

Penyakit gosong (smut)
Disebabkan oleh cendawan Ustilaginoidae virens.
Pada buah terjadi gumpalan besar yang berwarna hitam.
Pengendalian dengan mengumpulkan dan membakar bagian tanaman yang terserang.

Penyakit virus kerdil rumput
Penyakit ini ditularkan oleh wereng coklat.
Tanaman sakit ditandai adanya tanaman kerdil, daun pendek, helai daun menyempit, jumlah anakan lebih banyak, tampak seperti rumput. Tanaman yang terserang dapat hidup tanpa menghasilkan malai.

Penyakit virus Tungro
Penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau.
Tanaman sakit ditandai adanya pemendekan daun dan pelepah tanaman. Warna daun menjadi kuning sampai coklat yang dimulai dari ujung daun. Pembentukan dan perkembangan akar terhambat, saat pembentukan bunga tertunda, sehingga waktu panen tertunda.

Penyakit virus kerdil kuning
Penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau.
Gejala adanya serangan virus kerdil kuning adalah terjadinya perubahan warna daun dari kuning kehijauan sampai kuning keoutihan. Serangan penyakit ini pada stadium vegetatif akan menyebabkan bulir padi hampa, pada stadium akhir pertumbuhan tidak memperlihatkan gejala yang khas sebelum panen.
Pengendalian diarahkan pada pemusnahan serangga vektor, penanaman varietas tahan, dan membakar tanaman yang terserang.

Kamis, 18 September 2008

Hama tanaman padi

Yang disebut hama tanaman padi adalah jenis binatang yang memakan dan atau menghisap zat makanan tanaman padi sehingga terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian. Hama tanaman padi meliputi Tikus, Ulat tanah, Ulat Grayak, Penggrek batang, Nematoda, Anjing tanah, Uret, Kutu akar padi, Ganjur, Pengorok daun, Wereng coklat, Wereng hijau, Walang sangit, Kepik, Ulat Mythimna separata

Tikus (Rattus rattus argentiventer)
Tikus ini berwarna hitam di sepanjang tubuh, betina mempunyai 6 pasang kelenjar susu. Kebiasaan tikus ini adalah mengerat, meskipun tanaman padi belum berbuah, tetapi dapat rusak karena dikeret oleh tikus. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan. Tikus pandai berenang, menyelam, meloncat, memanjat, menjatuhkan diri dari tempat tinggi, sebagai binatang malam. Tikus betina sekali melahirkan antara 4 – 12 ekor anak.
Pengendalian dengan pemasangan Umpan beracun ( waktu yang tepat adalah saat bero, waktu semai, masa vegetatif)
Racun Antikoagulan, yaitu racun yang mematikan tikus setelah makan umpan 3 -5 hari kemudian. Jenis racun ini misalnya Klerat RM, Warfarin, Dipacin, Tomorin, Racumin.
Racun akut, yaitu racun yang mematikan setelah tikus makan umpan beberapa jam kemudian, kelemahannya tikus menjadi jera kalau melihat temannya mati. Jenis racun ini misalnya Zinkphosphide.
Lakukan gropyokan dengan mengerahkan para petani untuk memburu, membunuh semua tikus dengan cara membongkar sarang tikus. Jika tidak serentak dilakukan dengan besar-besaran di suatu hamparan sawah maka tidak efektif. Waktu yang tepat melakukan gropyokan adalah pada saat lepas panen.

Lakukan emposan atau fumigasi yaitu dengan cara membakar campuran belerang dan merang atau sabut kelapa kedalam lubang tikus. Sebelum lakukan penyumbatan pada setip lubang yang menghadap keluar dari petakan sawah. Setelah merang dan sabut kelapa terbakar bersama belerang maka lakukan peniupan agar semua terbakar, yang lebih praktis adalah menggunakan alat emposan. Setelah selesai maka tutup semua lubang, maka tikus akan mati dalam beberapa menit. Saat yang tepat melakukan fumigasi yaitu pada masa generatif.

Lakukan pemasangan perangkap dengan bubu pada setiap jarak tertentu di sepanjang pinggir persawahan.

Penanaman padi secara serentak bermanfaat agar tikus tidak memusat pada suatu areal pertanaman.

Ulat tanah(Agrotis ipsilon)
Ordo Lepidoptera, famili Noctuide. Ulat berwarna hitam, pupa berwarna cokelat kehitaman dan imago berwarna abu-abu, sayapnya cokelat. Imago betina selama hidupnya mampu bertelur hingga 1800 telur. Pada siang hari ulat bersembunyi di dalam tanah dan aktif menyerang tanaman pada sore dan malam hari.
Pengendalian ulat ini diarahkan pada cara bercocoktanam yang lebih baik seperti pengolahan tanah yang intensif sehingga mampu menekan kehidupan larva dan pupa.

Ulat grayak (Spodoptera mauritia, S.Litura, S.Exigua, S.Exempta)
Termasuk Ordo Lepidoptera, famili Noctuidae.
Ulat grayak sering disebut dengan ulat tentara (army worm). Telur berkelompok hingga 400 butir dan ditutup dengan lapisan lilin berwarna cokelat keabu-abuan. Setiap imago betina mampu produksi telur hingga 1500 butir. Larva berwarna hijau dengan garis putih di sepanjang tubuhnya. Semakin dewasa garis berubah menjadi cokelat kehitaman. Pupa berwarna cokelat kehitaman dan berada didalam tanah. Perkembangan telur hingga menjadi ngengat selama satu bulan.
Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang baik, irigasi yang baik, membersihkan gulma disekitar tanaman. Penggunaan insektisida berupa insektisida sistemik atau insektisida racun perut.

Penggerek batang padi
Penggerek batang padi bergaris

(Chilo supressalis)
Larva berwarna abu-abu, kepala kuning, garis ungu disepanjang tubuh, ngengat berwarna seperti jerami.

(Chilo polychrysus)
Larva berwarna putih dan terdapat lima garis abu-abu – ungu disepanjang tubuhnya. Ngengat berwarna keperakan pada seyapnya, ngenget betina mapu bertelur hingga 200 telur.

Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
Larva berwarna kuning, ngengat betina berwarna kuning dan ngengat jantan berwarna cokelat abu-abu dengan ukuran lebih kecil dari betina.
Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
Penggerek batang padi jingga (Sesamia inferens)

Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)
Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari. Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin. Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi. Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.

Nematoda
Indonesi belum pernah dilaporkan adanya serangan Nematoda yang menghebohkan. Nematoda yang merusak tanaman padi adalah Aphelenchoides besseyi, Ditylenchus angustus, Hirachmanniella Radhopholus, Hirachmanniella Rotylenchus.

Anjing tanah (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa africana)
Anjing tanah juga disebut orong-orong hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan. Hama ini juga memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya sebagai predator. Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik di senja hari. Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik agar terowongan rusak.

Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)
Uret adalah larva serangga berordo Coleoptera famili Melolonthidae, uret yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri
Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur – larva (uret) – pupa – imago (kumbang). Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding uretnya. Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam yang baik agar vigor tanaman baik.

Kutu akar padi (Tetraneura nigriabdominalis)
Kutu akar padi berwarna kuning dengan kaki hitam, kutu bergerombol pada akar padi atau pangkal batang padi menghisap cairan tanaman.

Ganjur (Orseolia oryzae)
Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan menetas setelah 3 hari. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
Pengendalian diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar pupanya mati.
Parasit Platygaster oryzae (Hymenoptera, Scelionidae), penggunaan insektisida tidak dianjurkan karena tidak efisien.

Pengorok daun
Pengorok daun memakan jaringan daun yang terdapat di antara epidermis atas dan bawah daun, seperti membuat terowongan.
Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja, ngengat berwarna putih dengan benang-benang cokelat pada bagian sayapnya sehingga sering disebut hama putih. Ngengat betina dapat hidup 8 hari dan menghasilkan telur kira-kira 50 telur. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembanga sampai menjadi pupa 14 – 20 hari. Stadia pupa 4 – 7 hari.
Pengendalian dengan cara meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva tidak dapat memanfaatkan air sebagai sumber oksigen. Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh alami.

Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Termasuk ordo Homoptera, famili Delphacidae. Perkembangan hidupnya telur – nimfa – imago. Serangga perusaknya nimfa dan imago, nimfa mengalami 5 kali ganti kulit (5 instar). Stadia nimfa berlangsung kira-kira 30 hari. Imago betina dapat bertelur hingga 600 telur, yang diletakkan berjajar 5 – 30 telur per kelompok. Tanaman muda yang terserang akan menguning dan mati, tanaman tua pertumbuhannya akan merana dan bulir padi akan hampa. Wereng coklat menghisap cairan tanaman sehingga pada tanaman padi yang terserang secara luas terlihat gejala terbakar (hopper burn) yang sering disebut puso.
Pengendalian diutamakan dengan menanam varietas yang resisten, pengaturan pola tanam, penanaman secara serentak, rotasi tanaman secara serentak. Pembakaran sisi tanaman dapat memutus siklus hidup wereng coklat.
Penggunaan insektisida dilakukan jika populasi wereng sudah 5 ekor atau lebih per rumpun tanaman yang berumur kurang 40 hari, populasi 20 ekor per rumpun tanaman yang berumur lebih 40 hari. Pestisida nabati berupa daun sirsak segar 250 gr, diremuk ditambah 0,5 lt air. Saring dan penggunaannya di tambah air 13 lt. Contoh insektisida yang dapat digunakan adalah Regent 80 WG, Applaud 10 WP, Virtako 300 EC

Wereng hijau(Nephotettix spp)
Termasuk ordo Homoptera famili Jassidae (cicadellidae) Perkembangan hidupnya telur – nimfa – imago. Imago meletakkan telurnya berkelompok hingga 25 telur. Produksi telur dapat mencapai 200 telur. Nimfa muda berwarna putih kemudian berangsur-angsur menjadi hijau. Wereng hijau terutama menyerang daun tetapi tidak berarti, hanya saja wereng hijau berperan sebagai vektor penyakit virus tungro dan penyakit mikoplasma kerdil kuning.
Pengendalian diutamakan dengan menanam varietas yang resisten, pengaturan pola tanam, penanaman secara serentak, rotasi tanaman secara serentak. Pembakaran sisi tanaman dapat memutus siklus hidup wereng coklat.
Penggunaan insektisida dilakukan jika populasi wereng sudah 5 ekor atau lebih per rumpun tanaman yang berumur kurang 40 hari, populasi 20 ekor per rumpun tanaman yang berumur lebih 40 hari. Pestisida nabati berupa daun sirsak segar 250 gr, diremuk ditambah 0,5 lt air. Saring dan penggunaannya di tambah air 13 lt.
Contoh insektisida yang dapat digunakan adalah Regent 80 WG, Applaud 10 WP, Virtako 300 EC

Walang sangit(Leptocoriza oratorius)
Serangga betina menghasilkan 100-200 telur diletakkan pada daun bendera. Nimfa berwarna hijau berangsur-angsur menjadi coklat. Mengalami ganti kulit 5 kali. Stadia nimfa mencapai 27 hari. Imago dapat hidup hingga 115 hari.
Baik nimfa maupun imago melakukan serangan dengan cara menghisap cairan buah, menyebabkan buah jadi hampa. Bekas tusukannya berwarna bercak putih dan lama-kelamaan menjadi coklat atau hitam karena ditumbuhi cendawan Helminthosporium. Pengendalian dengan melakukan penanaman serentak, atau penyemprotan insektisida.

Kepik (Nezara viridula)
Kepik menyerang buah padi tetapi kerusakan yang ditimbulkannya sangat kecil. Jika dilakukan pengendalian dengan insektisida maka tidak efisien.

Ulat Mythimna separata
Ulat ini juga disebut ulat tentara seperti ulat Spodoptera Litura (ulat grayak). Ulat ini menyerang daun dan bulir padi.
Lakukan penyemprotan dengan salah satu obat hama seperti Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC.

Sabtu, 13 September 2008

Flu Burung / Avian Influinza


Avian Influinza (AI) merupakan penyakit berbahaya dapat menyebar dengan cepat dan dapat menular pada manusia hingga meninggal. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh unggas. Subtipe virus ini terdiri dari haemaglutinin (H) dan neuramidase (N). Virus yang sangat ganas penyebab flu yang dapat mewabah dan mematikan adalah tipe A subtipe H5N1 seperti kasus yang sekarang terjadi. Tipe virus influinsa meliputi A, B, dan C sedangkan suptipenya meliputi H1 hingga H15 dan N1 hingga N9.

Virus H5N1 akan mati dalam lingkungan panas 60 derajat Celsius selama 30 menit, atau mati dalam suhu 80 derajat Celsius selama 1 menit, mati kena deterjen, desinfektan, cairan iodin. Dalam suhu lebih rendah (0 C) dapat bertahan hidup lebih dari 30 hari.

Ungas terserang Virus H5N1 menunjukan tanda jengger biru, kepala bengkak, borok pada kaki, suhu ayam tinggi (panas) dan terjadi kematian mendadak.
Virus ini menular pada manusia lewat kontak langsung dengan kotoran dan air liur unggas yang terinfeksi. Penularan lewat pernafasan, mulut dan selaput lendir mata. Manusia yang terinfeksi AI menunjukkan tanda demam (suhu badan diatas 30 C) batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, tidak nafsu makan, muntah, diare, sesak nafas, pneumonia (radang paru-paru), mual, nyeri perut.
Pengendalian flu burung:
Kandangkan semua unggas,
Jaga kebersihan kandang,
Lakukan vaksinasi secara terjadwal,
Jaga kebersihan peralatan,
Sabun anggota tubuh sebelum dan sesudah dari kandang,
Jangan sentuh ayam yang mati dengan tangan langsung (gunakan alat),
Bakar dan kuburkan setiap ayam mati (bangkai),

Jumat, 12 September 2008

Varietas Padi Unggul Baru


Pekan Padi Nasional III 2008, Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Badan Litbang Pertanian telah melepas 9 Varietas padi unggul yang merupakan inbrida padi rawa,dan inbrida padi sawah irigasi :

Inbrida padi rawa (INPARA) merupakan varietas yang tahan rendaman/genangan
INPARA 1
Potensi hasil tinggi, mutu beras baik, rasa nasi pera, toleran keracunan Fe dan Al, tahan hama wereng batang coklat (WBC) 1 dan 2.

INPARA 2
Potensi hasil tinggi, mutu beras baik, rasa nasi pulen, toleran keracunan Fe dan Al, tahan WBC 1 dan 2.

INPARA 3
Tahan rendaman 6-7 hari, tahan WBC 3, tahan blas, toleran keracunan Fe dan Al.


Inbrida padi sawah irigasi (INPARI)
INPARI 1
Potensi hasil tinggi, umur pendek, mutu beras baik, tahan WBC 1 dan 2, dan agak tahan WPC 3, tahan HDB strain III, IV, VIII.

INPARI 2
Potensi hasil tinggi, rasa nasi pulen, tahan WBC 1, 2, 3, tahan HDB strain III, agak tahan HDB strain IV dan VIII.

INPARI 3
Potensi hasil tinggi, rasa nasi pulen, Tahan WBC 1, 2, agak tahan HBD III, IV, VIII, agak tahan tungro inokulum 013, 031, 073.

INPARI 4
Mutu beras baik, rasa nasi pulen, agak tahan WBC 1, 2 dan 3, tahan penyakit HDB strain III dan IV, agak tahan strain VIII.

INPARI 5 MERAWU (Merawu nama gunung di Banjarnegara)
Beras pecah kulit berkadar Fe tinggi, rasa nasi pulen, tahan HDB strain III, agak tahan HDB strain IV dan VIII, tahan WBC 1, 2, 3.

INPARI 6 JETE (Jete singkatan Jawa Tengah)
Potensi hasil tinggi, mutu beras baik, rasa nasi pulen, tahan WBC 2, 3, tahan HBD strain III, IV dan VIII.

Sumber SINTA 3264

Senin, 08 September 2008

Budidaya tanaman cokelat


Sitematika tanaman cokelat:
Divisio : Spermatophyta
Klas : Dicotyledon
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao

Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan hujan tropis. Daerah-daerah di Indonesia ideal untuk budidaya tanaman cokelat bila tinggi tempat tidak lebih dari 800 m dpl.
Curah hujan 1.100 – 3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi dari 4.500 mm per tahun tanaman mudah terserang penyakit busuk buah (black pods)
Temperatur ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah 18 – 32 C. Tanah dengan pH 6 – 7,5. Tekstur tanah lempung liat berpasir dengan struktur tanah yang remah sangat cocok. Tanah latosol sangat kurang baik, tanah regosol masih baik untuk ditanami.

Kebun tanaman cokelat memerlukan pelindung sementara (temporary shade) bermanfaat bagi tanaman yang belum menghasilkan seperti Gliricida maculata, Sesbania punctata, Flemingia congesta, dan Cajanus cajan, atau pelindung tetap (permanen shade) bermanfaat bagi tanaman yang mulai produksi seperti Lamtoro (Leucena glauca), Albizzia falcata, Gliricida maculata, dan Ceiba petranda. Pohon pelindung penting dilakukan penjarangan dengan melihan jenis tanaman pelindung, umur tanaman coklar, faktor tanah, dan iklim.

Dua minggu sebelum tanam cokelat disiapkan lubang tanam berukuran 40 cm X 40 cm X 40 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk organik 5 kg yang telah dicampur dengan tanah galian lubang. Saat yang tepat untuk penanaman adalah awal musim penghujan antara Nopember dan Desember.
Jarak tanam cokelat 3 m X 3 m sehingga jumlah pohon sama dengan 1.100 per ha. Jarak tanam pelindung sementara 1,5 m X 1,5 m, jarak tanam pelindung tetap adalah 6 m X 6 m (dua kali jarak tanam cokelat).

Pupuk yang diberikan tiap pohon adalah :
Umur 2 bulan : 20 gr Urea, 20 gr TSP, 10 gr MoP, 10 gr Kies.
Umur 6 bulan : 20 gr Urea, 20 gr TSP, 10 gr MoP, 10 gr Kies.
Umur 10bulan: 30 gr Urea, 30 gr TSP, 15 gr MoP, 15 gr Kies
Umur 14bulan: 40 gr Urea, 40 gr TSP, 20 gr MoP, 20 gr Kies
Umur 18bulan: 40 gr Urea, 40 gr TSP, 60 gr MoP, 20 gr Kies

Sumber : Tumpal H.S. dkk, 1999. budidaya, pengolahan dan pemasaran cokelat. Penebar Swadaya, Jakarta

Hama tanaman cokelat


Hama tanaman cokelat
Helopeltis sp
Menyenangi lingkungan lembab, tempat terlindung. Panjang telur 1,2 mm lebar 0,7 mm berwarna putih lonjong. Telur diletakkan pada tangkai daun, ranting, maupun pangkal buah. Fase nimfa ukurannya 8 mm, berwarna kuning, fase larva berlangsung selama 11 – 12 hari, dewasa berwarna kuning kecokelatan. Lama hidup sejak terus hingga dewasa 3 – 5 minggu. Sebagai tanaman inang adalah Accasia decurens, Albizzia chinensis, dan theprosia.
Serangan bersifat menusuk dan mengisap, terutama pada buah pentil (cherelle) dan pucuk-pucuk muda.
Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) merupakan musuh alami (predator) hama ini.

PBC / Penggerek buah coklat (Conopomorpha cramerella)
Telurnya di alur buah cokelat, larva yang keluar dari telur segera masuk kedalam buah dengan membuat lubang kecil, didalam larva memakan daging buah. Fase telur 7 hari, fase larva 16 hari, fase kepompong 7 hari. Larva keluar lewal lubang khusus menuju daun untuk hinggap menjadi kepompong.
Kupu-kupu berukuran panjang 7 mm dan lebar 2 mm dengan antena di kepala yang lebih panjang dari badan, aktif di malam hari sejak pukul 18.00 – 20.30.
Trichogramatoidae bactrae fumata merupakan pemangsa PBC.
Pembungkusan buah salah satu cara menghindari PBC
Penggerek batang (zeuzera sp)
Menyebabkan daun mengalami nekrosis dan pucuk pada tanaman dewasa akan mati.
Kupu-kupunya berukuran panjang 4 cm dan lebar 2,5 cm warna dominan merah. Telur dietakkan pada celah kulit kayu. Telur berwarna kuning ungu dan bila hendak menetas berubah warna menjadi kuning kehitaman. Penyebarannya dibantu oleh “parasut” yang dibuat sendiri. Siklus hidup 4 – 5 minggu.
Serangan terutama pada cabang-cabang muda yang lembek, seperti di sudut tangkai daun. Ulatnya melubangi kayu dan masuk merusak xylem dan phloem, mengeluarkan sisa gerekan berupa serbuk kayu bercampur lendir.
Kendalikan dengan memotong cabang terserang kemudian bakar. Penggunaan insektisida organoklorin atau organofosfat sistemik pada lubang yang digerek.

Ulat api (Darna trima)
Larva berwarna abu-abu dengan dua bercak berwarna jingga di kepala yang kemudian akan berubah warna menjadi kuning dengan garis berwarna cokelat. Telur di letakkan di permukaan bawah daun. Berwarna transparan 40 – 90 butir. Bila menetas ulat tetap tinggal di daun sampai rontok. Pada fase kepompong ulat turun ke tanah dan tinggal dibawah serasah, tempat-tempat yang lembab. Sejak telur sampai dewasa mencapai 58-67 hari. Kendalikan dengan cara sanitasi dibawah pohon atau menggunakan insektisida.

Ulat jengkal (Hyposidra talaca)
Hama ini bersifat polyphagous terhadap daun juga memakan bunga. Telur bergerobol didaun, lekukan buah sampai 320 butir. Menjelang menetas telur semula hijau kebiruan menjadi kehitaman. Waktu siang hari ulat turun kedaun cokelat menggunakan benang-benang halus. Awalnya menyerang daun muda kemudian daun tua. Daur hidup 2,5-3,5 bulan. Pupa hidup pada permukaan tanah dibawah serasah.
Kendalikan dengan insektisida berbahan aktif Dekametrin (Decis 2,5 EC), sihalotrin (Matador 25 EC) sipermetrin (Cymbush 5 EC), metomil (Nudrin 24 WSC/ Lannate 20 L), fenitron (Karbation 50 EC).

Night flying beetles (Apogonia sp)
Spesies yang menyerang cokelat adalah A. Destructor, A.cribricollis, A. Expeditionis, A. Laevicollis, A. Vicina.
Telur mencapai 40 butir per induk, berbentuk lonjong 1-1,3 mm diletakkan dibawah serasah. Pupa panjangnya 15 mm, periode larva 67-77 hari. Serangga dewasa naik kedaun malam hari menyerang tanaman muda. Larva dapat merusak akar.
Parasit Hymenoptera, Tipiidae, Prosena siberita F, Masicerna adalah musuh alami hama ini. Pengendalian dengan insektisida sistemik jenis monocrotophos, dicrotophos, dimethoate, achepate. Penyemprotan pada malam hari saat hama aktif.
White plan hopper (Colobesthes falcata)
Telur diletakkan di cabang yang terlindungdari sinar matahari langsung. Cabang lebih dulu dilukai tetapi tidak dalam. Telur disusun memanjang dan diselubungi oleh lapisan seperti tepung berwarna putih kekuningan. Ditempatkan pada tangkai daun di ujung cabang. Nimfa muda terlihat seperti mealy bugs dengan selubung putih yang tebal. Colobesthes falcata dewasa penuh selubung putih seperti tepung yang mengandung lilin. Pada periode dewasa selanjutnya warna berubah dari putih menjadi hijau dengan garis-garis putih di sayap dan jingga di bagian pinggirnya. Burung sebagai pemangsa alami.
Sumber : Tumpal H.S. dkk, 1999. budidaya, pengolahan dan pemasaran cokelat. Penebar Swadaya, Jakarta

Sabtu, 06 September 2008

Hama kedelai / Ulat grayak


Ulat grayak (Prodenia litura)

Sifat serangannya seakan-akan mendadak dalam jumlah yang sangat banyak. Kecuali munculnya tiba-tiba, hama ini juga dapat menghilang dengan cepat. Cara menyerangnya sangat menyulitkan petani.

Ulat grayak (Prodenia litura) atau Spodoptera litura digolongkan ke dalam:
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Prodenia
Species : Litura

Kupu Prodenia litura keabu-abuan, panjang tubuh 2 cm, bentangan sayap 3-5 cm. Telur diletakkan secara berkelompok dibagian permukaan bawah daun. Tiap kelompok terdiri dari 350 butir, yang ditutup dengan bulu-bulu halus berwarna kuning kecoklatan. Satu kupu betina dapat bertelur hingga 3000 butir dalam 2 - 6 hari. Ulat yang baru keluar dari telur hidup bergerombol, memakan permukaan daun. setelah daun habis , maka ulat akan berpencar untuk mendapatkan makanan pada rumpun lain. Oleh karena itu, pengumpulan larva sangat mudah pada saat ulat belum menyebar ke rumpun tanaman lain.

Pengendalian:
Sanitasi.
Dilakukan dengan membersihkan rumput-rumput di pematang-pematang dan sekitar pertanaman yang sering digunakan sebagai tempat berlindung atau bertelurnya ulat grayak.
Cara kimiawi.
Insektisida akan lebih efektif pada larva yang masih muda. Saat yang tepat melakukan penyemprotan pada sere dan malam hari, saat ulat menyerang tanaman. Beberapa insektisida yang dinyatakan efektif adalah : Sevin 85 S, Basudin 60 EC, Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC. Pada umumnya insektisida kontak, efektif untuk mengendalikan ulat grayak.

PERINGATAN : Gunakan pestisida secara bijaksana

Jumat, 05 September 2008

Hama Penggerek jagung.


Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)
Hama tanaman penggerek jagung ini menyebabkan batang jagung retak dan patah.
Penggerek jagung digolongkan ke dalam :
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae.
Genus : Ostrinia.
Spesies : Furnacalis

Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telut berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10 hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
Kepompong berada dibatang. Sebelum berkepompong, ulat membuat lubang sepaya kupu kelak bisa keluar. Masa berkepompong 5-12 hari.

Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan. Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman akan mati.
Tanaman inang selain jagung adalah cantel, Panicum viride, bayam dan gulma Blumea lacera.

CARA PENGENDALIAN
Cara bercocok tanam

Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan inangnya.

Sanitasi
Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada hewan ternak.
Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.
Membersihkan rumput-rumputan

Cara kimiawi
Pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC.

Peringatan : Gunakan Pestisida secara bijaksana.

Guna melengkapi tulisan ini saya harap anda dapat menambahkan pada kolom komentar di bawah ini.

Hama tanaman Jagung = Lalat bibit


Lalat bibit (Atherigona exigua)
Menyerang tanaman muda, akibat serangannya seringkali mematikan tanaman. Lalat bibit digolongkan ke dalam :
Ordo : Diptera.
Famili : Antomyiidae.
Genus : Atherigona.
Spesies : Exigua.

Lalat berwarna abu-abu, panjang 3-3,5 mm, punggungnya berwarna kuning kehijauan dengan tiga buah garis. Bagian perut berwarna coklat kekuningan. Telur berwarna putih, diletakkan tersebar pada bawah daun. Setelah 2-3 hari telur menetas. Larva yang beru keluar masuk ke dalam upih daun dengan bantuan air (embun). Kemudian masuk kedalam merusak titik tumbuh dan selanjutnya masuk sampai ke pangkal batang. Ulat hidup selama 8-18 hari. Kepompong berwarna kemerah-merahan, kemudian berubah menjadi agak gelap bila kepompongnya telah tua. Kepompong kadang-kadang dibentuk dalam jaringan tanaman, tapi umumnya dibentuk dalam tanah. Umur kepompong rata-rata 8 hari.

Pada malam hari, larva menyebabkan serangan berat. Tanaman yang diserang kelihatan kerdil, berwarna kekuningan dan layu. Sebagai tanaman inang adalah rumput-rumputan seperti Panicum repens, Cynodon dactylon, padi gogo.

CARA PENGENDALIAN
Cara bercocok tanam.
Cara ini mengutamakan pergiliran tanaman, serta waktu tanam yang serentak.

Sanitasi
Tanaman yang terserang harus dicabut, dan dimusnahkan. Juga dengan membersihkan lingkungan atau tanaman sekitarnya yang diduga sebagai tanaman inang.

Cara kimiawi
Di daerah endemic, perawatan benih menjelang tanam dengan insektisida, atau penyemprotan tanaman pada umur 5-8 hari setelah tanam. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah : Cytrolene 2 G, Dursban 20 EC, Furadan 3 G, Hostathion 40 EC dan Surecide 25 EC.

Peringatan : Gunakan Pestisida secara bijaksana.

Sumber dari Departemen Pertanian 1985
Terima kasih jika anda berkenan menambahi pesan, kesan dan kritikan dalam kolom komentar dibawah ini.

Membuahkan Jambu biji diluar musim


Jambu biji ( Psidium guajava ) Sering juga disebut jambu klutuk, jambu batu. Buahnya mengandung vitamin C yang cukup banyak. Selain dimakan segar dapat juga dijadikan jus. Baik jus buah maupun rebusan daunnya telah dimanfaatkan sebagai obat anti penyakit demam berdarah karena menurut informasi dapat menghambat perkembangbiakan plasmodium myamuk.

Sekarang jambu biji sedang banyak dibudidayakan terutama jambu merah getas. Jika terjadi panen raya harga jambu akan jatuh. Maka disini saya ketengahkan bagaimana cara membuahkan jambu biji diluar musim agar pada saat panen tidak bersamaan dengan petani lainnya sehingga harga yang diharapkan tetap tinggi.

Cara membuahkan jambu biji sebagai berikut.
Rencanakan kapan waktu jambu akan dipanen.
Hitung mundur 8 bulan sebelum panen, inilah saat tepat memberikan pupuk organic dan atau pupuk kimia.
Hitung mundur 6 bulan sebelum panen, inilah saat tepat merontok daun-daun tua, cabang-cabang kecil, memotong pucuk dan tinggalkan daun sebagian yang ada di pucuk.
Satu bulan dari perontokan tanaman akan mengeluarkan tunas-tunas baru.

Jika air mencukupi maka satu bulan kemudian akan muncul bunga-bunga baru pada setiap tunas baru tadi. Kebutuhan akan air harus selalu terkontrol, jika kekurangan air semua bunga akan berguguran. Jika kebutuhan air tercukupi maka semua bunga akan jadi buah yang diharapkan.

Untuk menghindari serangan hama penyakit serta menjaga warna dan penampilan maka setiap buah agar dibungkus plastik yang dalamnya diberi kertas Koran.

Selamat mencoba.

Saya menerima setiap saran dan masukan, segera tulis di kolom bawah ini.

Budidaya JAGUNG HIBRIDA.



Jagung (Zea mays) dalam bahasa Inggris disebut maice atau corn, berasal Amerika Tengah.
Kebutuhan jagung setiap hari untuk memenuhi pasokan pabrik pakan ternak tidak pernah menurun. Harga jagung cukup menggairahkan petani untuk tetap eksis bertanam jagung. Sekarang bagaimana caranya agar menanam jagung menghasilkan produksi yang optimal antara 11 Ton sampai dengan 15 Ton / Ha.

Tanaman jagung menyukai tanah agak masam dengan pH 4,5 – 5,5. pada tanah basa jagung cukup toleran asal kebutuhan unsur mikro Fe, Mn tercukupi.
Jarak tanam jagung Hibrida adalah 70 cm x 20 cm.
Jumlah benih perlubang adalah 1 biji.
Kedalaman tanam benih adalah 5 cm.

Jagung Hibrida sangat respon terhadap pemupukan, dosis pupuk untuk setiap Ha sebagai berikut :
Dosis pemupukan tinggi :
UREA umur (0-7 Hst) 100 Kg, umur (15-20 Hst) 100 Kg, umur (30-35 Hst) 150 Kg.
SP 36 umur (0-7 Hst) 225 Kg.
KCl umur (0-7 Hst) 135 Kg.

Dosis pemupukan sedang :
UREA umur (0-7 Hst) 100 Kg, umur (15-20 Hst) 100 Kg, umur (30-35 Hst) 100 Kg.
SP 36 umur (0-7 Hst) 200 Kg.
KCl umur (0-7 Hst) 100 Kg.

Dosis pemupukan rendah :
UREA umur (0-7 Hst) 50 Kg, umur (15-20 Hst) 100 Kg, umur (30-35 Hst) 100 Kg.
SP 36 umur (0-7 Hst) 150 Kg.
KCl umur (0-7 Hst) 100 Kg.

Kamis, 04 September 2008

Budidaya tanaman Jahe


Jahe ( Zingiber officinale Rosc )
Tanaman monokotil, sebagai obat tradisional, bumbu penyedap masakan dan penghasil minyak atsiri.

Sarat tumbuh :
Tinggi tempat 0 – 1900 m dpl.
Tinggi tempat optimal 250 – 900 m dpl.
Tanah berat seperti Regosol, Latosol masih dapat ditanami, asal drainase baik dan tidak mudah tergenang air. Diutamakan tanah yang remah, mudah diolah dan banyak humus / bahan organik.
Suhu udara 25 – 35 oC. Curah hujan antara 1.500 – 4.000 mm/tahun.

Persiapan tanam
Pilih bibit yang baik, sudah tua (umur 10 bulan), sehat, tidak memar dan kulit tidak lecet.
Rimpang sebaiknya disimpan dulu sehingga tunas mulai tampak.
Rimpang dipotong-potong dengan 2 – 3 mata tunas.
Sebelum tanam rendam potongan rimpang dalam larutan Agrimicin 0,1 % selama 8 jam. Bekas luka potongan dicelupkan dalam larutan kental (campuran abu dapur + fungisida Dithane M-45 + air ).

Penanaman
Lakukan pengolahan tanah agar gembur, pada tanah pH kurang dari 7 (masam) diberi kapur. Buat bedengan lebar 120 cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang mengikuti kebutuhan. Pada saat meratakan tanah bedengan diberi pupuk organic 30 ton / ha. Untuk rencana panen tua buat jarak tanam dalam baris 30 – 40 cm, antar baris 60 – 80 cm, untuk panen muda buat jarak tanam dalam baris 25 – 30 cm, antar baris 45 – 60 cm. Tanam rimpang sedalam 5 cm di dalam tanah dengan tunas tegak lurus. Setelah tanam tanah ditutup mulsa organik ( jerami / sekam )

Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan secara berkala untuk menghilangi tumbuhan pengganggu.
Lakukan pemupukan sebagai berikut : Pupuk dasar 150 – 400 kg/ha SP 36, dengan cara ditebarkan diatas pupuk organik. KCl 200 – 600 kg/ha diberikan setengah bagian pada umur 5 minggu setelah tanam(MST), setengahnya umur 10 MST. UREA 400 – 800 kg/ha diberikan 25% pada umur 5 MST, diberikan 35% pada umur 10 MST, diberikan 40% pada umur 12 MST. Pemberian pupuk secara alur dan ditutup tanah.
Lakukan penyulaman pada tanaman yang mati, umur 1 – 1,5 bl dengan cadangan bibit yang seumur.
Lakukan pembumbunan pada saat tanaman membentuk rumpun.

Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama :
Ulat Daun
Menyerang daun muda dan daun tua. Pemberantasan dengan menyemprot Basudin, Nuvacron, Bassa, dll.

Uret tanah
Menggerek pangkal batang sehingga tanaman tampak layu dengan tiba-tiba. Pengendalian dilakukan dengan Furadan 3G.

Ulat Penggerek Rimpang
Larva menggerek dan masuk ke dalam rimpang sehingga terjadi pembusukan. Pengendalian dilakukan dengan Furadan 3G.

Beberapa jenis penyakit :
Layu bakteri ( Pseudomonas zingeberi)
Berasal dari bibit maupun lokasi pertanaman, penularan berlangsung sangat cepat, dapat menyebabkan kegagalan panen. Mula-mula daun bagian bawah menguning, kemudian melipat dan akhirnya layu dengan cepat dan menjalar ke pucuk. Tunas busuk, mudah dicabut dan terlepas dari rimpangnya, jaringan basah dengan bau yang khas. Pada serangan yang lebih parah, rimpang membusuk dan bila ditekan mengeluarkan cairan putih dengan bau khas. Tanaman terserang harus dicabut dan dibakar.
Penanggulangannya agar menggunakan bibit sehat, sebelum tanam rendam dengan Agrimicin. Lakukan sanitasi lingkungan, buat drainase yang baik untuk menghindari genangan air.

Busuk rimpang (Pythium spp)
Penyakit ini disebabkan Fusarium oxysporum atau Rhizoctonia sp. Gejala serangan terlihat pada tepi helai daun menguning dan menyebar dari bawah ke atas, diikuti luruhnya daun, memucat dan mengering. Bagian dalam batang semu kecoklatan seperti tersiram air panas karena jaringan parenchym rusak. Tunas yang terinfeksi mudah dicopot. Penyakit busuk rimpang dapat mengurangi hasil hingga 50%
Penanggulangannya agar menggunakan bibit sehat, perlakuan bibit dengan larutan kental (campuran abu dapur + fungisida Dithane M-45 + air ). Bersihkan dan musnahkan tanaman yang terserang penyakit.

Bercak daun ( Phyllosticta zingiberi )
Penyakit bercak daun ini disebabkan jamur Phyllosticta zingiber dengan penyebaran perantaraan angin. Gejala yang terlihat adanya bintik-bintik kuning cukup banyak, makin lama makin meluas hingga terbentuk bercak. Pada serangan berat daun menjadi rusak, menguning, mengecil dan daun muda yang baru muncul akan menampakkan gejala klorosis. Tanggulangi dengan penyemprotan fungisida seperti Dithane M-45 (0,25%), Delsene MX-200 (0,20%) atau Bavistin (0,25%) dengan interval 10 hari atau tergantung keadaan serangan. Lakukan sanitasi dan kebersihan lingkungan.

Pemanenan
Panenlah tanaman yang sudah umur sesuai kebutuhan. Panen muda umur 3 – 4 bulan. Penen tua umur 8 – 10 bulan. Gunakan garpu tanah dan bersihkan rimpang dari tanah yang melekat.
Gunakan Pestisida secara bijaksana.

Silahkan beri tanggapan atau tambahan untuk membantu kesuksesan usaha budidaya Jahe.

Rabu, 03 September 2008

Tanaman yang menghasilkan Toksin atau racun

Beberapa tanaman bahan pangan ada yang membahayakan kesehatan karena tanaman tersebut menghasilkan toksin atau racun secara alami. Racun yang terdapat dalam bahan pangan tersebut antara lain adalah :

Solanin (Glikoalkaloid)
Terdapat pada kentang, kentang di lahan usaha yang dibiarkan terkena sinar matahari akan berwarna hijau dan terasa pait, warna hijau ini pertanda peningkatan kandungan Solanin. Gejala keracunan adalah muntah-muntah, diare, mengantuk, apatis, gelisah, bingung, pinsan, lemah, depresi. Bila kadar racun melebihi 200 mcg/g bahan segar dapat menyebabkan kematian.

Sianogenic glucosida
Terdapat pada ubi kayu (singkong pait) jenis ADIRA I, SPP, singkong karet, juga terdapat pada ubi gadung. Racun ini disebut linamarin. Racun ini bila dihidrolisis dapat menghasilkan HCN (asam sianida). Dapat menyebabkan terjadinya defisiensi Yodium karena racun ini bersifat goitrogenik dan akhirnya menyebabkan timbulnya penyakit gondok. Gejala keracunan biasanya mati rasa, pusing, kekacauan mental, pingsan, kejang-kejang.

Gosipol
Terdapat pada biji kapas. Dapat menurunkan nafsu makan dan kehilangan berat badan serta ketidak teraturan jantung.

Asam jengkolat
Terdapat pada biji jengkol. Dapat menyebabkan jengkoleun. Penyebabnya karena varietas, kepekaan seseorang, kombinasi dengan makanan yang bersifat asam, terlalu banyak, penyajian.
Cara menurukan kandungan racun dengan dibuat kripik jengkol atau jengkol sepi ( ditanam dalam tanah selama satu minggu)

Nitrit
Terdapat pada bayam akibat pemupukan dalam bentuk nitrat. Dalam tubuh nitrat akan diubah menjadi nitrit dan akan berikatan dengan haemoglobin dan menyebabkan kapasitas haemoglobin dalam mengikat O2 menurun sehingga terjadi sianosis dimana bibir penderita akan biru-biru. Juga akan timbul hipoksia yaitu kekurangan oksigen pada jaringan tubuh, muntah-muntah dan dapat berakibat kematian. Pada bayi, pH perut biasanya agak tinggi dan dapat tumbuh bakteri E. Coli yang akan mengubah nitrat menjadi nitrit dalam usus kecil dan menyebabkan keracunan nitrit pada bayi.

Penggunaan bahan tambahan.
Bahan ini ada dalam makanan karena disengaja untuk mendapatkan pengaruh tertentu seperti memperbaiki tektur, rasa, penampakan, keawetan, tetapi memiliki pengaruh merugikan kesehatan.
Bahan-bahan ini masih sering ditemukan di masyarakat seperti:


Pewarna tekstil Metanil yellow dan Rodamin B untuk sirup.
Bahan ini mengandung senyawa-senyawa pengotor yang hasil metabolismenya mempunyai sifat karsinogenik.
Menimbulkan kanker.pada hewan percobaan.

Boraks (bleng) untuk membuat baso, krupuk nasi.
Nama kimia Boraks adalah natrium tetraborat (NaB4O7), berbentuk padat, jika dilarutkan dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Bahan ini mempunyai sifat antiseptik untuk obat salep, bedak, larutan kompres, obat cuci mata.
Bleng atau cetitet terbuat dari campuran garam dapur, soda, boraks dan pewarna.
Gejala keracunan berupa kepala pusing, badan lemas, depresi, muntah, diare, kram perut. Akumulasi boraks akan mengendap di hati dan syaraf pusat. Obat penawar keracunan belum ada, dianjurkan korban ditolong dengan obat pencahar / cuci lambung.

Formalin digunakan untuk pengeras tahu, pengawet makanan, produk ikan dan daging.
Formalin adalah bahan untuk pengawet mayat sehingga tidak cocok untuk bahan makanan.

Sulfit sebagai pengawet makanan. Nitrin untuk produk dari daging tidak boleh digunakan pada produk makanan bayi.

Dari Materi Diklat Integrasi Gizi dan Kesehatan Dalam Pembangunan Pertanian tingkat Propinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan jurusan GMSK, Fakultas Pertanian IPB.

Senin, 01 September 2008

Pestisida alami/nabati untuk usaha pertanian ramah lingkungan.


Sistem pertanian sekarang dituduh sebagai perantara penyebab timbulnya berbagai penyakit pasalnya petani menggunakan berbagai macam obat kimia untuk pengendalian hama penyakit tetapi banyak yang tidak mengindahkan aturan pakai, sehingga residu obat ikut terkonsumsi manusia yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan dalam tubuh sehingga penyakit mudah menyerang manusia. Sekarang saatnya memikirkan cara budidaya tanaman yang tidak berdampak negative bagi kesehatan. Inilah salah satu tehnologi sederhana yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang tidak berdampak negative bagi manusia dan binatang piaraan.

Cengkeh (Eugenia aromatica)
Mengendalikan phytoptora.
Caranya : Campurkan 2 gr tepung bunga cengkeh dan 4 gr tepung daun dan tangkai untuk 1 liter air.
Mengendalikan Penyakit Fusarium.
Caranya : Campurkan 5 gr tepung daun setiap 1 liter air, sebagai kocor.
Dapat digunakan sebagai pengusir hama

Sereh / citronella grass ( Cymbopogon nardus )
Mengendalikan lalat buah, thrips, tungau.
Caranya : Buat campuran Minyak sereh 1,5 cc, bubuk lombok ½ sendok teh, untuk setiap liter air.
Mengendalikan Hama putih, Penggerek, Penggulung.
Caranya : Buat campuran 250 gr akar sereh + daun untuk 1 liter air, haluskan dan saring. Penggunaannya dicampur air 12 liter.
Dapat berfungsi sebagai fungisida.

Srikaya (Annona squamosa)
Mengendalikan semua ulat tanaman kobis.
Caranya : 20 butir biji Srikaya dibuat serbuk campur 1 liter air. Tambahkan larutan sabun secukupnya sebagai perekat.

Mimba (Noemfa Azadiracha indika)
Mengendalikan ulat, kutu, tungau, kumbang, penggerek dan nematoda tanah
Caranya : 10 cendok makan biji mimba di haluskan. Masukkan dalam kantong kain, rendam dalam 1 liter air dan biarkan selama 1 malam. Dosis penggunaan 10 cc per liter air.
Mengendalikan berbagai macam serangga.
Caranya : Rebus 1 kg daun segar dalam 5 liter air, diamkan 1 malam lalu disaring.

Bawang putih ( Alium sativum )
Mengendalikan serangga berbadan kecil dan lunak, cacing, keong, siput, ulat, aphid, kutu.
Juga berfungsi menghambat perkembangan penyakit disebabkan Fusarium.
Caranya : 100 gr bawang putih di tumbuk, rendam dalam 2 sendok makan minyak mineral selama 2 hari. Tambahkan 30 gr sabun, kemudian saring. Pemakaian 3 sendok teh untuk 1 liter air.
Cara 2 : satu genggam bawang putih tumbuk tambahkan 0,5 liter air panas, rendam.

Tembakau ( Nicotiana tobacum )
Mengendalikan berbagaimacam serangga, ulat, kumbang, penggerek, tungau, aphid, nematoda.
Caranya : ¼ kg tembakau direbus dalam 5 liter air selama 0,5 jam. Tambahkan 30 gr sabun lalu disaring. Pemakaian 1 bagian larutan ditambah 4 bagian air.

Tuba ( Derris elyptica )
Mengendalikan berbagai jenis serangga dan ulat.
Caranya : Akar, kulit kayu ditumbuk ditambahkan sedikit air lalu disaring. Penggunaannya 2 sendok makan untuk setiap liter air.

Tomat ( Lycopercium asculentum )
Mengendalikan ulat dan serangga kecil.
Caranya : Rebus batang dan daun tomat hingga mendidih, dinginkan lalu saring dan tambahkan larutan sapun secukupnya.

Kemangi ( Ocimum canum ) selasih (Ocimum basilicum)
Mengendalikan serangga kecil, berfungsi sebagai pengusir hama.
Caranya : Daun dikeringkan dan direbus. Dinginkan lalu saring dan tambahkan larutan sabun. Semprotkan.

Sirsak / Soursop / nangka sabrang (Annona muricata, L)
Mengendalikan ulat grayak, wereng, ulat polong.
Caranya : Daun sirsak segar 250 gr, diremuk ditambah 0,5 lt air. Saring dan penggunaannya di tambah air 13 lt.

Pacar cina (Aglaea odorata L )
Mengndalikan ulat kubis (Crocidolomia binotalis)
Pacar cina mengandung rokaglamida yang berfungsi sebagai racun perut dan racun kontak.
Caranya : 2,5 gr daun muda di haluskan dan dicampur 1 lt air atau 100 gr biji dihaluskan di campur 1 lt air, cairan yang telah disaring dapat langsung disemprotkan pada tanaman kobis.

Abu kayu
Mengendalikan Nematoda (cacing kecil)
Caranya : Taburkan disekitar daerah perakaran bisa ditambah air dan kapur mati dengan perbandingan 2:4:1.

Abu dapur
Mengendalikan hama dan penyakit dalam tanah.
Caranya : Abu 1000 gr, kapur 100 gr, kapur barus 10 gr, air 5 liter. Kocorkan disekitar tanaman 2 gelas per batang.

Lem kanji
Mengendalikan serangga kecil aphid (tungau, kutu)
Caranya : 120 gr lem kanji dilarutkan dalam 4,5 liter air hangat.

Minyak kelapa
Mengendalikan hama penggerek, kutu, ngengat
Caranya : Campurkan ½ liter minyak kelapa, 50 gr sabun dan 7 liter air.

Minyak jagung
Mengendalikan nematoda, akar pada tanaman tomat.
Caranya : Larutkan 2,5 cc minyak jagung dalam 1 liter air.
Pada saat pemindahan bibit akar tomat direndam dalam ratutan.

Minyak jarak (Rinicus communis )
Mengendalikan berbagai jenis serangga dan hama.
Caranya : ½ kg biji jarak tak berkulit ditumbuh halus. Tambahkan 2 liter air lalu panaskan 10 menit. Setelah dingin tambahkan 2 sendok minyak tanah dan larutan sabun. Disaring dan dilarutkan dalam 10 lt air. Segera disemprotkan.

Dringo (Acarus calamus)
Mengendalikan serangga kecil.
Caranya : Akar dringo di buat tepung lalu dicampur dengan air.

Pepaya (Carica papaya)
Mengendalikan berbagai jenis serangga.
Caranya : 1 kg daun pepaya segar dirajang dan direndam dalam 10 lt air. Tambahkan 2 sendok minyak tanah dan larutkan sabun, biarkan sampai 1 malam, saring dan semprotkan.

Kunyit (curcuma domestica)
Mengendalikan berbagai jenis serangga dan ulat.
Caranya : akar rimpang ditumbuk campur dengan urine sapi. Campuran diencerkan dengan air perbandingan 1 : 3.

Buah mindi
Mengendalikan walang sangit.
Caranya :Buah dibuat tepung tiap 12 gr di campur air 1 lt, saring masukkan tangki. Tiap tangki ditambah 2 sendok garam.
Mengendalikan ulat polong, walang banci.
Caranya : campuran diatas tanpa garam.

Biji Mahoni
Mengendalikan berbagai hama.
Caranya : 2 genggam biji maoni ditambah 2 lt air di rebus hingga jadi 1 lt air. Saring dan campur dengan 14 lt air, semprotkan.

Kulit udang, kulit kepiting
Mengendalikan nematoda di kebun semangka.
Caranya : kulit uadang atau kepiting di haluskan, sebar, masukkan dalam tanah sebelum tanam.